TOT MUI Riau Dorong Bisnis Syariah Era 5.0, Dr Herlinda: Ulama Harus Melek Digital
Narasumber dan akademisi ekonomi Islam yang membahas strategi pemberdayaan ekonomi umat berbasis nilai syariah di era transformasi digital yaitu Dr. Hj. Herlinda M. Ag.
PEKANBARU — Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau menggelar Training of Trainer (TOT) “Peluang Bisnis Syariah di Era 5.0” di Evo Hotel, Pekanbaru, Rabu (23/10/2025).
Kegiatan ini menjadi langkah nyata MUI Riau dalam memperkuat kapasitas para pelatih ekonomi syariah agar mampu menjawab tantangan digital dan memanfaatkan peluang ekonomi halal yang terus berkembang.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dan akademisi ekonomi Islam yang membahas strategi pemberdayaan ekonomi umat berbasis nilai syariah di era transformasi digital yaitu Dr. Hj. Herlinda M. Ag.
Fokus utama kegiatan TOT ini adalah membangun kompetensi peserta agar dapat menjadi agen perubahan dalam pengembangan bisnis syariah yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berorientasi sosial.
Narasumber Dr. Hj. Herlinda M. Ag, menegaskan pentingnya ulama dan pelaku ekonomi Islam untuk adaptif terhadap perubahan zaman.
“Era 5.0 bukan lagi sekadar digitalisasi, tetapi integrasi antara teknologi dan nilai kemanusiaan. Ulama dan dai ekonomi harus mampu memanfaatkan teknologi untuk membimbing umat agar produktif dan mandiri secara ekonomi,” ujarnya Dr. Hj. Herlinda M. Ag
Ia menambahkan, kegiatan ini tidak hanya membahas teori kewirausahaan syariah, tetapi juga praktik langsung dalam mengembangkan Islamic social entrepreneurship atau kewirausahaan sosial berbasis nilai Islam.
Dalam sesi pemaparan, pemateri memaparkan hasil riset terbaru mengenai pendekatan Islamic Social Entrepreneurship (ISE), yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap pembentukan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab sosial mahasiswa maupun pelaku usaha muda.
Data yang dipaparkan menunjukkan bahwa 81,9% peserta yang menerapkan konsep ISE mampu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan dampak sosial, sementara 72,8% menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dalam memimpin.
“ISE bukan sekadar konsep, tetapi cara berpikir yang memadukan nilai-nilai Islam seperti keadilan, amanah, dan tanggung jawab sosial dalam praktik bisnis. Di sinilah letak keunggulan ekonomi Islam dibanding sistem kapitalistik konvensional,” ujar pengusa hotel terkenal di Pekanbaru.
Kegiatan TOT ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai profesi, termasuk perwakilan pesantren, dan dosen ekonomi Islam. Mereka dilatih untuk menjadi pelatih guna memperluas jaringan pemberdayaan ekonomi umat.
Dengan pendekatan aplikatif, peserta diajak mengidentifikasi peluang pasar halal dan mengelola bisnis yang sesuai prinsip syariah.
“Kami ingin mencetak pelatih yang mampu menggerakkan ekonomi umat dari bawah, memadukan ilmu agama dengan inovasi ekonomi modern. Inilah semangat kemandirian ekonomi umat yang ingin kita bangun,” ungkap salah satu panitia pelaksana.
Melalui TOT ini, MUI Riau berharap dapat melahirkan para pelatih dan penggerak ekonomi syariah yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengimplementasikannya di masyarakat.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program berkelanjutan MUI Riau dalam membangun ekosistem ekonomi syariah yang kuat, transparan, dan berdaya saing global, sejalan dengan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi halal dunia.
MUI Riau terus memperkuat peran ulama dan pelaku ekonomi syariah untuk menjawab tantangan era 5.0.
Acara ini dihadiri Ketua Umum MUI Riau, Prof. Dr. H. Ilyas Husti MA, Kabintal Dam Kolonel Disi Purwiantono mewakili Pangdam XIX/BB Tuanku Tambusai, AKBP Sugeng Hariyanto mewakili Kapolda Riau, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Riau Dr. HM Sutomo S MH, serta perwakilan LAM Riau dan seluruh ketua lembaga di lingkungan MUI Riau.
Editor :Tim Sigapnews