BKMT Inhu Kuatkan Dakwah dan Organisasi Majelis Taklim Berbasis Islam Wasathiyah

Assoc. Prof. Dr. Hj. Daharmi Astuti, Lc., M.Ag sebagai narasumber utama.
INHU – Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) menegaskan komitmennya memperkuat dakwah dan tata kelola organisasi majelis taklim yang berlandaskan nilai Islam Wasathiyah atau Islam yang moderat dan berkeadilan.
Langkah ini disampaikan dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) BKMT Inhu, yang digelar pada Selasa, 22 Oktober 2025, dengan menghadirkan Assoc. Prof. Dr. Hj. Daharmi Astuti, Lc., M.Ag sebagai narasumber utama.
Dalam paparannya, Daharmi Astuti dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau menegaskan bahwa majelis taklim bukan hanya tempat belajar agama, melainkan pusat pembinaan umat, penguatan perempuan, dan wadah dakwah berbasis masyarakat.
“Majelis taklim berperan penting sebagai pusat perubahan menuju muslim berkualitas, bukan hanya tempat pengajian rutin. Dari sinilah lahir agen-agen dakwah yang mampu menebarkan nilai Islam rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya di hadapan peserta rakerda.
Daharmi juga menekankan pentingnya penguatan organisasi majelis taklim agar lebih terarah, profesional, dan adaptif terhadap tantangan zaman. Ia menjelaskan, pengelolaan majelis taklim mencakup perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan secara sistematis.
“Majelis taklim harus memiliki perencanaan program yang terukur, narasumber yang kompeten, dan pengelolaan administrasi yang tertib agar mampu menjadi pusat dakwah yang visioner,” tegasnya.
Dalam sesi diskusi, Daharmi memaparkan bahwa dakwah di era digital harus bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi. Media sosial, internet, dan platform digital menurutnya bisa menjadi sarana dakwah efektif jika digunakan dengan bijak.
“Kini, dakwah tidak hanya di masjid atau mushala. Dunia digital adalah ruang baru bagi para da’i untuk menyampaikan pesan Islam moderat dan mencegah penyebaran paham radikal,” jelasnya.
Ia juga menyoroti tantangan munculnya ekstremisme dan sikap intoleransi di tengah masyarakat modern. Menurutnya, Islam Wasathiyah menjadi solusi strategis dalam memperkuat moderasi beragama dan mencegah radikalisme.
“Islam moderat mengajarkan keseimbangan, menghargai perbedaan, dan menolak kekerasan. Prinsip tawassuth, tawazun, dan i’tidal harus menjadi pedoman umat Islam dalam beragama dan bermasyarakat,” katanya.
Rakerda BKMT Inhu 2025 ini juga menghasilkan beberapa rekomendasi, di antaranya peningkatan kapasitas pengurus majelis taklim, penguatan program kaderisasi da’i perempuan, serta pemanfaatan teknologi digital dalam dakwah.
BKMT berharap kegiatan ini menjadi momentum membangun majelis taklim yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya guna bagi pembentukan masyarakat yang berilmu, berakhlak, dan berkeadilan.
Editor :Tim Sigapnews