Sambutan Ketua Umum FPKPI pada Halaqoh Nasional
Penguatan Pesantren Ramah Anak di Era Digital

DR.KH.M.Ilyas Marwal MM.,D.E.S.A.,Ketua Umum FPKPI. (Foto : SIgapnews.co.id/arifin Rusdi)
Jakarta, Sigapnews.co.id - DR.KH.M.Ilyas Marwal Ketua Umum Forum Persaudaraan dan Kemitraan Pesantren Indonesia (FPKPI) saat memberi sambutan di acara Halaqoh Nasional Pimpinan Pondok Pesantren seluruh Indonesia mengatakan bahwa tema yang diusung pada acara halaqoh yakni 'Penguatan Pesantren Ramah Anak di Era Digital' yang digelar pada Senin, 30/12/2024 di hotel Sunlake Kemayoran, Jakarta merupakan isu yang sangat relevan dan penting untuk dibahas bersama.
KH.Ilyas Marwal berargumen bahwa Era Digital telah menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi pesantren dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pendidikan, pengembangan karakter, penguatan spiritual dan membentuk kaderulama serta pemimpin.Karenanya tema ini menjadi sangat penting untuk dibahas bersama.
Inilah isi sambutan Ketua Umum FPKPI selengkapnya:
Hadirin sekalian,
Tema halaqah kita hari ini, “Penguatan Pesantren Ramah Anak di Era Digital”, merupakan isu yang sangat relevan dan penting untuk kita bahas bersama. Era digital telah menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi pesantren dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pendidikan, pengembangan karakter, penguatan spritual dan membentuk kader ulama dan pemimpin
Dalam konteks Penguatan Pesantren Ramah Anak di Era Digital ini, ada tiga poin utama yang penting kita bahas :
- Tantangan Era Digital terhadap Pendidikan Pesantren
Era digital telah mengubah pola hidup, belajar, dan bersosialisasi, khususnya di kalangan anak-anak. Kita menghadapi berbagai tantangan, seperti:
- Paparan konten negatif melalui internet dan media sosial, yang dapat merusak moral dan akhlak santri.
- Ketergantungan pada teknologi, yang dapat memengaruhi kesehatan mental, emosional, dan spiritual anak-anak.
- Kesulitan kontrol lingkungan belajar, karena era digital membawa kebebasan informasi yang sulit dibendung.
Namun, sebagai pesantren, kita tidak bisa hanya mengeluh atas tantangan ini. Justru, kita harus menghadapi dan mengelolanya dengan hikmah serta strategi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kebutuhan zaman.
- Prinsip Pesantren Ramah Anak
Dalam menyikapi tantangan era digital, prinsip "ramah anak" harus menjadi ruh dalam pengelolaan pesantren. Pesantren ramah anak tidak hanya berarti pesantren yang menjaga fisik anak-anak, tetapi juga pesantren yang:
- Memberikan pendidikan berbasis kasih sayang. Santri harus merasa dihargai, didengar, dan dibimbing dengan cara yang baik, sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang penuh kelembutan terhadap anak-anak.
- Mengembangkan karakter dan akhlak mulia. Pesantren harus menjadi tempat di mana anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang jujur, tangguh, dan beriman.
- Melindungi dari kekerasan. Baik kekerasan fisik, verbal, maupun kekerasan digital (seperti perundungan daring).
- Memfasilitasi kreativitas dan bakat anak. Pesantren harus menciptakan lingkungan yang mendukung potensi setiap santri.
- Strategi Pesantren dalam Era Digital
Untuk mewujudkan pesantren ramah anak di era digital, diperlukan upaya strategis yang komprehensif. Beberapa langkah yang dapat kita tempuh, antara lain:
- Pemanfaatan Teknologi Secara Positif. Teknologi harus menjadi alat untuk mendukung pendidikan Islam, bukan menjadi ancaman. Pesantren dapat memanfaatkan platform digital untuk pembelajaran daring, dakwah interaktif, dan pengembangan literasi digital santri.
- Peningkatan Kapasitas Pengasuh dan Guru. Para kiai, ustaz, dan pembina harus dibekali dengan kemampuan memahami psikologi anak, keterampilan komunikasi, serta wawasan tentang risiko dan peluang teknologi.
- Kemitraan dengan Berbagai Pihak. Pesantren tidak bisa bekerja sendirian. Kita perlu bermitra dengan pemerintah, organisasi masyarakat, dan dunia usaha untuk menciptakan program-program yang mendukung pesantren ramah anak.
- Membangun Sistem Perlindungan Anak. Setiap pesantren harus memiliki kebijakan yang jelas dan tegas dalam mencegah kekerasan serta melindungi hak-hak santri.
Hadirin yang saya hormati,
Kita harus sadar bahwa era digital adalah kenyataan yang tidak dapat kita hindari. Oleh karena itu, pesantren sebagai institusi pendidikan Islam yang khas di Indonesia harus mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati dirinya. Pesantren yang ramah anak bukan hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga menjadi visi besar untuk melahirkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan beriman di tengah perkembangan zaman.
Saya optimis, dengan semangat kebersamaan dalam forum ini, kita dapat melahirkan gagasan-gagasan dan langkah-langkah nyata untuk memperkuat peran pesantren di era digital. Semoga halaqah nasional ini menjadi wasilah untuk semakin mempererat ukhuwah Islamiyah dan menjadikan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam yang semakin relevan dan berdaya guna bagi umat.
Hadirin yang berbahagia,
Sebelum saya akhiri sambutan ini, saya ingin mengingatkan bahwa Forum ini adalah wadah perjuangan kita dalam dunia pendidikan Islam adalah bagian dari ibadah. Oleh karena itu, mari kita niatkan segala usaha kita semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pesantren ramah anak adalah wujud nyata dari implementasi ajaran Islam yang menekankan kasih sayang, keadilan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Konsep ini tidak hanya memberikan perlindungan kepada anak-anak santri, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan generasi yang berkualitas, berakhlak mulia, dan mampu menjadi pemimpin di masa depan. Oleh karena itu, pengembangan pesantren ramah anak harus menjadi prioritas bersama, baik oleh pengelola pesantren, masyarakat, maupun pemerintah.(fin).
Editor :Arifin Rusdi