Nasi0nal
Lahan Sentra Industri Pertahanan Mulai Disiapkan 2018

Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kiri), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi (ketiga kiri), Menteri Perindustrian Saleh Husin (keempat kanan), Kepala S
SIGAPNEWS.CO.ID | BANDUNG — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, penyediaan lahan untuk sentra industri pertahanan akan dimulai tahun depan.
“Tahun depan sudah mulai beres-beresin lahannya. Lahan sudah ada, tapi lahan itu bergunung-gunung. Mana yang harus bergunung, mana yang tidak, itu nanti kita beresin,†kata dia di Bandung, Senin, 18 September 2017.
Ryamizard mengatakan, sentra industri pertahanan itu dipersiapkan untuk PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pindad, dan PT PAL.
“Saya sudah nyiapin di Lampung. Ada (untuk) PT DI, PT PAL, Pindad, di sana semua. Ada 10 ribu hektare,†kata dia.
Menurut Ryamizar, sentra industri pertahanan itu ditujukan untuk mengantisipasi kemajuan dalam industri pertahanan.
“Industri pertahanan itu makin maju. Yang dibuat pun yang moderen. Perlu tempat yang besar,†kata dia.
Ryamizard mencontohkan, untuk pengembangan pesawat misalnya PT Dirgantara Indonesia butuh landasan pacu yang panjang.
“Sekarang PT DI di sini (Bandung), landasannya 2,5 kiloemter. Kalau pertama terbang itu (resikonya) mendarat di rumah orang. Jadi kita perlu membuat paling tidak 5 kilometer. Paling, gak bisa terbang, dia mendarat lagi di situ,†kata dia.
Menurut Ryamizard, pembiayaan untuk membangun sentra industri pertahanan itu akan dibiayai pemerintah.
“Ya pastilah. Kalau namanya industri pertahanan dari pemerintah,†kata dia.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, masih menunggu soal kepindahan ke sentra industri pertahanan di Lampung.
“Kalau kepindahan ke Lampung itu nunggu perintahnya Kemhan (Kementerian Pertahanan). Kita ngikutin aja,†kata dia pada Tempo di Bandung, Senin, 18 September 2017.
Elfien mengatakan, saat ini dirinya masih berkonsentarasi untuk membalikkan rugi yang diperoleh perusahaan itu.
“Kitamasi memetakan, melihat seluruh proses bisnis ktia satu pers atu, namanya persuahaan itu harus untung. Kita harsu lakukan langkah-langkah supaya PT DI itu bisa untung. Bagaimana ‘cost-structure’, hubungan antar unit masing-masing proes. Harus efisien seusuai yang direncanakan. Ini yang sedang kita petakan,†kata dia.
Menurut Elfien, rugi PT DI terjadi karena perusahaan masih berkonsentrasi berinvestasi dari dana Penyertanan Modan Negara (PMN) yang diterima. Dia tidak merinci modal setoran pemerintah itu.
“Namanya PMN itu diberikan untuk investasi, untuk pengembangan SDM, segala macam pembaruan dari fasilitas produksi juga. Itu perlu proses. Sekarang sudah mulai didapatkan, sudah mulai bisa memperbaiki struktur,†kata dia.
Elfien mengatakan, tahun lalu misalnya pendapatan PT DI sempat anjlok.
“Pada tahun lalu ada penundaan banyak pesanan pesawat, produk. Jadi akhirnya juga menjadikan pendapatan kita turun,†kata dia.
“Tahun ini, Semester 1 kita ada rugi sedikit. Kita coba recovery, kita efisiensi mana proses-proses yang memang harus diperbaiki. Karena sudah masuk akhir tahun, dan kontrak pesawat multiyears langsung di serap semuanya. Kita coba.â€
Sementara Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, masih menunggu soal kepindahan ke sentra industri pertahanan ke Lampung.
“Itu (rencana) Pak Menteri (Pertahanan), kita prajurit, ikut saja,†kata dia di Bandung, Senin, 18 September 2017.
Abraham mengatakan, persiapan yang akan dilakukan perusahaannya diantaranya mempersiapkan kebutuhan lahan untuk PT Pindad.
“Paling tidak kesiapan kita dengan konsultan, kalau (kebutuhan) Pindad itu seperti apa sih. Gunung-gunungkah, seperti apa?†kata dia.
Sebagai industri militer, menurut Abraham, PT Pindad berharap masih mempertahankan fasilitas yang dimilikinya di Bandung khusus untuk pengembangan industri non militer.
“Bisa saja indstri (non-militer) di kembangkan di sini, seperti ekskavator, marine, kereta api, masih tani dan lain-lain, bisa tumbuh, bisa lebih me-leverage pendapatan lagi untuk Pindad,†kata dia.(*)
“Tahun depan sudah mulai beres-beresin lahannya. Lahan sudah ada, tapi lahan itu bergunung-gunung. Mana yang harus bergunung, mana yang tidak, itu nanti kita beresin,†kata dia di Bandung, Senin, 18 September 2017.
Ryamizard mengatakan, sentra industri pertahanan itu dipersiapkan untuk PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pindad, dan PT PAL.
“Saya sudah nyiapin di Lampung. Ada (untuk) PT DI, PT PAL, Pindad, di sana semua. Ada 10 ribu hektare,†kata dia.
Menurut Ryamizar, sentra industri pertahanan itu ditujukan untuk mengantisipasi kemajuan dalam industri pertahanan.
“Industri pertahanan itu makin maju. Yang dibuat pun yang moderen. Perlu tempat yang besar,†kata dia.
Ryamizard mencontohkan, untuk pengembangan pesawat misalnya PT Dirgantara Indonesia butuh landasan pacu yang panjang.
“Sekarang PT DI di sini (Bandung), landasannya 2,5 kiloemter. Kalau pertama terbang itu (resikonya) mendarat di rumah orang. Jadi kita perlu membuat paling tidak 5 kilometer. Paling, gak bisa terbang, dia mendarat lagi di situ,†kata dia.
Menurut Ryamizard, pembiayaan untuk membangun sentra industri pertahanan itu akan dibiayai pemerintah.
“Ya pastilah. Kalau namanya industri pertahanan dari pemerintah,†kata dia.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, masih menunggu soal kepindahan ke sentra industri pertahanan di Lampung.
“Kalau kepindahan ke Lampung itu nunggu perintahnya Kemhan (Kementerian Pertahanan). Kita ngikutin aja,†kata dia pada Tempo di Bandung, Senin, 18 September 2017.
Elfien mengatakan, saat ini dirinya masih berkonsentarasi untuk membalikkan rugi yang diperoleh perusahaan itu.
“Kitamasi memetakan, melihat seluruh proses bisnis ktia satu pers atu, namanya persuahaan itu harus untung. Kita harsu lakukan langkah-langkah supaya PT DI itu bisa untung. Bagaimana ‘cost-structure’, hubungan antar unit masing-masing proes. Harus efisien seusuai yang direncanakan. Ini yang sedang kita petakan,†kata dia.
Menurut Elfien, rugi PT DI terjadi karena perusahaan masih berkonsentrasi berinvestasi dari dana Penyertanan Modan Negara (PMN) yang diterima. Dia tidak merinci modal setoran pemerintah itu.
“Namanya PMN itu diberikan untuk investasi, untuk pengembangan SDM, segala macam pembaruan dari fasilitas produksi juga. Itu perlu proses. Sekarang sudah mulai didapatkan, sudah mulai bisa memperbaiki struktur,†kata dia.
Elfien mengatakan, tahun lalu misalnya pendapatan PT DI sempat anjlok.
“Pada tahun lalu ada penundaan banyak pesanan pesawat, produk. Jadi akhirnya juga menjadikan pendapatan kita turun,†kata dia.
“Tahun ini, Semester 1 kita ada rugi sedikit. Kita coba recovery, kita efisiensi mana proses-proses yang memang harus diperbaiki. Karena sudah masuk akhir tahun, dan kontrak pesawat multiyears langsung di serap semuanya. Kita coba.â€
Sementara Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, masih menunggu soal kepindahan ke sentra industri pertahanan ke Lampung.
“Itu (rencana) Pak Menteri (Pertahanan), kita prajurit, ikut saja,†kata dia di Bandung, Senin, 18 September 2017.
Abraham mengatakan, persiapan yang akan dilakukan perusahaannya diantaranya mempersiapkan kebutuhan lahan untuk PT Pindad.
“Paling tidak kesiapan kita dengan konsultan, kalau (kebutuhan) Pindad itu seperti apa sih. Gunung-gunungkah, seperti apa?†kata dia.
Sebagai industri militer, menurut Abraham, PT Pindad berharap masih mempertahankan fasilitas yang dimilikinya di Bandung khusus untuk pengembangan industri non militer.
“Bisa saja indstri (non-militer) di kembangkan di sini, seperti ekskavator, marine, kereta api, masih tani dan lain-lain, bisa tumbuh, bisa lebih me-leverage pendapatan lagi untuk Pindad,†kata dia.(*)
Editor :Tim Sigapnews