Heboh Pohon Sengon Buto Dirancak! Ini Penjelasan Tegas Ketua BPAN

Edy Susanto, Ketua Badan Peneliti Aset Negara.
Situbondo - Ketua Badan Peneliti Aset Negara (BPAN), Edi Susanto, menegaskan bahwa pemotongan ranting dan cabang pohon Sengon Buto di kawasan wisata Beach Forest, Jalan Pantura, Klatakan, Situbondo, pada Rabu (19/52025), bukanlah tindakan perusakan lingkungan, melainkan langkah penyelamatan pengunjung dari bahaya.
Pemangkasan atau perancakan pohon Sengon Buto di lokasi wisata Beach Forest memicu kontroversi dan tudingan dari sejumlah aktivis lingkungan. Namun, Ketua BPAN, Edi Susanto, angkat bicara dan membantah keras tudingan tersebut.
“Pohon Sengon Buto itu dirancak karena sudah kropos dan membahayakan atau mengancam nyawa para pengunjung wisata Beach Forest. Jika pohon yang sudah lapuh atau kropos ini dibiarkan maka akan berdampak fatal,” tegas Edi kepada media ini.
Menurutnya, pohon yang lapuk sangat rentan tumbang, terutama saat tertiup angin kencang. Hal ini tentu bisa mengancam keselamatan pengunjung dan kendaraan di bawahnya. Oleh karena itu, Edi mengaku langsung meminta pengelola wisata untuk segera melakukan perancakan demi mencegah potensi kecelakaan.
“Karena saya merasa peduli, maka saya protes kepada pengelola wisata Beach Forest untuk melakukan koordinasi dengan pihak perhutani, karena kawasan ini masuk wilayah perhutani,” jelasnya.
Lebih lanjut, Edi menyebut tindakan tersebut sudah sesuai prosedur. Pengelola wisata sudah bersurat dan mendapat persetujuan dari Perhutani setelah dilakukan pengecekan lapangan terhadap kondisi pohon yang dianggap berbahaya.
Namun, reaksi sebagian aktivis lingkungan yang menyampaikan laporan hingga ke Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kelautan dan Kapolri justru disayangkan oleh Edi.
“Kalau masalah ini dibesar-besarkan oleh aktivis lingkungan hidup, silakan persoalkan saya, karena saya yang menyuruh merancak pohon Sengon Buto tersebut,” tegasnya lagi.
Edi juga menjelaskan bahwa perancakan bukanlah penebangan. Pohon tetap berdiri dan akan menumbuhkan cabang baru seiring waktu.
“Pohon itu bukan ditebang tapi dirancak, kalau ditebang maka akan roboh sampai akarnya. Faktanya pohon Sengon Buto itu masih belum tumbang, masih tetap berdiri,” pungkasnya.
Edi berharap semua pihak bisa lebih bijak dalam melihat persoalan ini. “Tujuan utamanya semata-mata untuk menjaga keselamatan pengunjung. Jangan sampai niat baik justru dipelintir menjadi isu negatif,” tutupnya.
Editor :Tim Sigapnews