Beruang Madu Terselamatkan Setelah Terjerat dan Diserang, Ini Tindak Lanjut KSDA Riau

Tim KSDA Riau sedang menyelamatkan seekor Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang terjerat di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar. Foto Istimewa.
Kampar – Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau berhasil menyelamatkan seekor Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang terjerat di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.
Penyelamatan ini dilakukan setelah mendapat laporan dari pihak WWF pada Kamis, 6 Maret 2025, pukul 11.00 WIB.
Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, menjelaskan bahwa operasi penyelamatan dimulai setelah petugas WWF, Muhsin, menemukan beruang dalam kondisi lemah karena terjerat.
“Saat ditemukan, beruang tersebut menunjukkan bekas luka baru di tubuhnya yang diduga akibat penyerangan dengan tombak oleh oknum masyarakat,” ungkap Genman, Senin (10/3).
Tim segera bergerak menuju lokasi dan mengamankan beruang tersebut dari ancaman lebih lanjut, sambil menunggu kedatangan tim medis dari Pekanbaru dengan perlengkapan evakuasi dan pengobatan. Sekitar pukul 22.00 WIB, tim medis tiba dan langsung melakukan tindakan penyelamatan. Beruang yang dibius ini berhasil dibebaskan dari jerat yang membelit kaki depannya.
"Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa beruang tersebut berjenis kelamin jantan dan mengalami kondisi yang cukup parah. Kaki depan kirinya sudah puntung akibat jeratan lama, sementara luka baru dan infeksi di kaki kanan semakin memperburuk keadaannya,” jelas Kababes.
Pada pukul 03.30 WIB, beruang tersebut berhasil dilepaskan kembali ke habitatnya yang lebih aman setelah sadar dari pengaruh obat bius.
Lokasi pelepasan dipilih untuk menghindari interaksi lebih lanjut dengan manusia, mengingat kedekatannya dengan kebun dan pemukiman warga.
Kababes mengutuk keras tindakan oknum yang mencoba melukai satwa dilindungi ini.
“Tindakan tersebut melanggar hukum. Masyarakat di sekitar kawasan konservasi harus lebih memahami pentingnya hidup berdampingan dengan satwa liar,” tegasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak memburu, memasang jerat, atau melakukan kekerasan terhadap satwa liar. “Upaya konservasi adalah tanggung jawab bersama. Masyarakat harus melaporkan temuan satwa terluka kepada pihak berwenang, bukan bertindak sendiri,” tutupnya.
Editor :Tim Sigapnews