Bayi Gajah Terperosok Dalam Lubang dan Ditemukan Sudah Mati

Seekor bayi gajah berumur kurang lebih 1 tahun, tewas di Dusun Sumber Waras, Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumut. (Foto: Sigapnews/Pian)
SIGAPNEWS.CO.ID | MEDAN - Seekor bayi gajah berumur kurang lebih 1 tahun, mati setelah terperosok ke dalam lubang yang disinyalir bekas tunggul kayu di Dusun Sumber Waras, Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, tepatnya berdekatan dengan batas Taman Nasional Gunung Leuser.
"Tim menemukan bayi gajah mati di batas kawasan, Sabtu siang (21/10/2017). Namun, kondisi tidak memungkinkan untuk mengevakuasi bangkai gajah mengingat kawanan hewan mamalia tersebut masih berada di sekitar bangkai dengan radius 200 meter. Maka tim mengurungkan untuk proses pemakaman," kata Kabag Tata Usaha BBKSDA Sumut, Tri Atmojo di Medan, Rabu (25/10/2017).
Tri Atmojo mengatakan berdasarkan dari laporan Kepala Dusun Sumber Waras kepada petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA SU).
Sekawanan gajah liar merusak 5 bangunan warga, merobohkan 9 pohon kelapa, 8 pohon sawit serta 1 pohon nangka pada malam hari.
"Diketahui kawanan gajah berjumlah 7 hingga 12 ekor, terdiri 2 jantan besar dan beberapa induk dan anak-anak," ungkap Tri Atmojo.
Lalu, Tri Atmojo menceritakan, pada hari Minggu (22/10/2017) pukul 14.00 WIB, kondisi di lapangan kawanan gajah masih ada dan membuat suara gaduh karena terganggu, sehingga tim yang berusaha memeriksa jenis kelamin bangkai dan dipindahkan ke lubang baru tidak memungkinkan.
"Kondisi bangkai bayi gajah adalah terperosok setengah badan dengan keadan keempat kaki berada di dalam tanah, hanya bagian punggung dan kepala saja yang tersisa. Lalu, tim mengubur di lokasi tersebut dengan cara menimbun menggunakan tanah," ungkapnya.
Menurutnya kawasan tersebut adalah daerah dengan tutupan lahan sangat baik. Kawanan gajah tersebut kerap melewati areal itu sekitar 3 bulan sekali dan masyarakat sudah terbiasa dengan kehadiran gajah, sehingga tidak pernah terjadi konflik antara satwa dan manusia.
Diketahui, Dusun Sumber Warasa berjumlah 20 KK, dan jarak antara dusun dengan TNGL lebih kurang 1 kilometer.
Hasil pengecekan tim, tidak ada ditemukan tanda-tanda mencurigakan seperti racun, perangkapa, maupun hal-hal yang membahayakan.(*)
"Tim menemukan bayi gajah mati di batas kawasan, Sabtu siang (21/10/2017). Namun, kondisi tidak memungkinkan untuk mengevakuasi bangkai gajah mengingat kawanan hewan mamalia tersebut masih berada di sekitar bangkai dengan radius 200 meter. Maka tim mengurungkan untuk proses pemakaman," kata Kabag Tata Usaha BBKSDA Sumut, Tri Atmojo di Medan, Rabu (25/10/2017).
Tri Atmojo mengatakan berdasarkan dari laporan Kepala Dusun Sumber Waras kepada petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA SU).
Sekawanan gajah liar merusak 5 bangunan warga, merobohkan 9 pohon kelapa, 8 pohon sawit serta 1 pohon nangka pada malam hari.
"Diketahui kawanan gajah berjumlah 7 hingga 12 ekor, terdiri 2 jantan besar dan beberapa induk dan anak-anak," ungkap Tri Atmojo.
Lalu, Tri Atmojo menceritakan, pada hari Minggu (22/10/2017) pukul 14.00 WIB, kondisi di lapangan kawanan gajah masih ada dan membuat suara gaduh karena terganggu, sehingga tim yang berusaha memeriksa jenis kelamin bangkai dan dipindahkan ke lubang baru tidak memungkinkan.
"Kondisi bangkai bayi gajah adalah terperosok setengah badan dengan keadan keempat kaki berada di dalam tanah, hanya bagian punggung dan kepala saja yang tersisa. Lalu, tim mengubur di lokasi tersebut dengan cara menimbun menggunakan tanah," ungkapnya.
Menurutnya kawasan tersebut adalah daerah dengan tutupan lahan sangat baik. Kawanan gajah tersebut kerap melewati areal itu sekitar 3 bulan sekali dan masyarakat sudah terbiasa dengan kehadiran gajah, sehingga tidak pernah terjadi konflik antara satwa dan manusia.
Diketahui, Dusun Sumber Warasa berjumlah 20 KK, dan jarak antara dusun dengan TNGL lebih kurang 1 kilometer.
Hasil pengecekan tim, tidak ada ditemukan tanda-tanda mencurigakan seperti racun, perangkapa, maupun hal-hal yang membahayakan.(*)
Editor :Tim Sigapnews