Polda Riau Sita Ekstasi

Di Agustus 2020 Polda Riau Sita 43 Kg dan 21.704 Butir Ekstasi

Author Sigapnews.co.id

Kamis, 27 Agustus 2020 - 00:00:00 WIB

Di Agustus 2020 Polda Riau Sita 43 Kg dan 21.704 Butir Ekstasi

Sejumlah tersangka jaringan pengedar narkotika digulung petugas Direktorat Reserse (Ditres) Narkoba Polda Riau pada 4 Agustus, 9 Agustus dan 22 Agustus 2020.(Foto: Sigapnews.co.id/Ist).

SIGAPNEWS.CO.ID, PEKANBARU - Sejumlah tersangka jaringan pengedar narkotika digulung petugas dari Direktorat Reserse (Ditres) Narkoba Polda Riau.

Dalam penangkapan terhadap para tersangka selama bulan Agustus 2020 ini, aparat menyita narkotika dalam jumlah cukup besar. Tiga kasus diantaranya cukup menonjol.

Diantaranya puluhan kilogram sabu dan 20 ribu butir lebih pil ekstasi. Pengungkapan dilakukan di sejumlah lokasi berbeda di Bumi Lancang Kuning.

Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Pol Suhirman menjelaskan, pengungkapan dilakukan pada 4 Agustus, 9 Agustus dan 22 Agustus 2020.

Dirincikan Suhirman, pengungkapan pertama pada 4 Agustus 2020, petugas berhasil menyita barang bukti 9 kg sabu di sebuah rumah di Kabupaten Bengkalis, yang diduga kuat berasal dari Malaysia.

Namun ketika itu tersangka berinisial I, yang berhasil meloloskan diri. Dialah orang yang bertugas untuk menjemput sabu ke Malaysia lewat jalur laut.

Rumah yang digerebek di Kabupaten Bengkalis itu, merupakan rumah mertua dari I.

Tak berhenti sampai disitu, petugas terus melakukan pengembangan.

Sampai akhirnya berhasil mendeteksi keberadaan tersangka I di rumahnya di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rohil.

Pada hari Selasa tgl 25 Agustus 2020 sekira pukul 03.00 WIB, petugas melaksanakan penyelidikan. Aparat dibagi menjadi 2 tim untuk mengepung kediaman tersangka.

"Mulanya Tim Tiger (aparat Ditres Narkoba Polda Riau, red) mengetuk pintu depan rumah namun tidak ada yang membukakan pintu. Sehingga tim mendobrak pintu samping rumah dan target sedang dalam keadaan tidur di kamar belakang," ujar Kombes Suhirman, didampingi Irwasda, Kombes Syamsul dan Kabid Humas Kombes Sunarto, saat ekspos, Kamis (27/8/2020).

Lanjut Suhirman, tersangka I juga bertugas menjadi gudang penyimpanan. Barang haram disimpan di bawah pohon sawit belakang rumah mertuanya.

"Dirinya mengaku dijanjikan diupah sebesar Rp20 juta," sebut Suhirman.

Pengungkapan selanjutnya disebutkan Suhirman, dilakukan di Kota Dumai. Polisi mengamankan seorang tersangka berinisial SU.

Tersangka ketika itu mengendarai sepeda motor dan diketahui membawa 20 kg sabu yang disimpan di dalam dua tas. Masing-masing tas berisi 10 kg sabu.

Penghadangan dilakukan di Jalan Lintas Pakning.

Sabu tersebut akan disimpan di rumah tersangka lainnya berinisial SN, masih di Kota Dumai. Tersangka dijanjikan akan mendapat upah 1 kg sabu.

Hasil pengembangan petugas, seorang tersangka berinisial EM sukses ditangkap. Ia berperan sebagai kurir antar provinsi. EM diperintahkan oleh seseorang berinisial C mengambil sabu di Pekanbaru.

"Perintah pengendalinya berangkat dari Banjarmasin, Jakarta lalu ke Pekanbaru. Setelah turun pesawat, tersangka naik taksi bandara menuju tempat transaksi. Dia berhasil diamankan di sebuah tempat pencucian mobil di Jalan Paus Pekanbaru," tutur Suhirman.

EM rencananya akan membawa sabu dengan rute Padang - Palembang - Jakarta. Polisi juga mendalami jaringan ED dan bekerja sama dengan Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Barat.

Selanjutnya, pengungkapan ketiga dilakukan di Kabupaten Bengkalis. Dalam pengungkapan itu, polisi menangkap seseorang RS.

Tersangka merupakan kurir narkoba internasional. Dia langsung menjemput sabu dari pantai Negeri Malaka, Malaysia, dan dibawa ke pantai timur Sumatera.

RS saat itu membawa sabu seberat 10 kg dan 21,704 butir pil ekstasi bersama dua rekannya.

Ketika ditangkap, dua rekan RB berhasil kabur dengan menggunakan speedboat. Ketika itu belum ditemukan barang bukti.

Setelah diinterogasi, besok paginya ditemukan barang bukti yang sudah dimasukkan ke dalam dua tas, satu berisi 8 bungkus sabu dan satu lagi 2 bungkus sabu serta 20 ribu lebih esktasi.

Narkotika itu dititipkan kepada tersangka K yang juga berhasil ditangkap. Pengakuan tersangka RS, dirinya nekat membawa sabu karena dijanjikan upah besar oleh C, yang kini ditetapkan DPO.

"Tersangka dijanjikan upah Rp100 juta untuk membawa sabu dari Malaka," tutur Suhirman.

Dari tiga kasus pengungkapan ini, Suhirman menyatakan semuanya. berbeda jaringan.

Pihaknya masih melakukan pengembangan dan pengejaran terhadap para tersangka lainnya yang turut terlibat.

Sementara itu, selain ekspos kasus, petugas juga melaksanakan kegiatan pemusnahan dengan total barang bukti 43 kg sabu dan 21.704 butir ekstasi.

Pemusnahan dilakukan dengan tujuan menghindari potensi penyimpangan. Seluruh barang bukti yang disita dimusnahkan dengan cara berbeda.

Sabu dimasukkan dalam ember besar berisi air yang sudah dicampur deterjen dan cairan pembersih lantai. Sedangkan ekstasi dimusnahkan dengan cara diblender.

Para tersangka yang ditangkap, dijerat Pasal 114 ayat 2 jo Pasal 112 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009.

Ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara dan maksimal hukuman 20 penjara, hukuman seumur hidup hingga hukuman mati.(*)

Liputan: Brian.

Editor : Robinsar Siburian.

Editor :Tim Sigapnews