Tak Miliki BPJS, Rumah Sakit Kesulitan Klaim Biaya Pengobatan Korban Pembacokan

Suku Anak Dalam (SAD) korban pembacokan sabtu (07/10/2017) di rawat di RSUD Sultan Thaha Syaifuddin Tebo.(Foto: Ardani)
SIGAPNEWS.CO.ID | JAMBI -Dua warga suku anak dalam (SAD) kelompok Kajasung Marahman dan Betalib pada yang menjadi korban pembacokan sabtu (07/10/2017), saat ini masih di rawat di RSUD Sultan Thaha Syaifuddin Tebo.
Dua warga SAD tersebut membutuhkan biaya untuk pengobatan selama di rumah sakit.
Sebab SAD biaya pengobatannya masih di tanggulangi pihak rumah sakit, dan pihak rumah sakit saat ini kesulitan mengklaim biaya pengobatan, sebab SAD ini tidak memiliki kartu BPJS.
"Karena tidak punya BPJS, SAD ini masih kita yang menanggulanginya. Untuk kedepannya kita berharap bisa berkoordinasi dengan pihak terkait," ujar Kabid Pelayanan Medis dan Perawatan, RSUD Tebo, dr P Haloho.
Sementara itu , kepala dinas sosial pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kabupaten Tebo M Isa. MY, menjelaskan jika belum ada anggaran untuk biaya pengobatan dari Dinas sosial.
" Kalau untuk biaya pengobatan tidak ada dari dinas, kita hanya memberikan rekomendasi," kata M Isa.
Isa juga menyampaikan bahwa untuk mendata SAD ini, menurutnya sangat sulit sebab mereka (SAD) selalu berpindah pindah (Melangun) dari satu tempat ketempat yang lain.
"Permasalahan ini juga pernah kita bahas beberapa waktu lalu, dan kalau untuk membantunya mereka seharusnya punya data," jelasnya.
Diakuinya jika pihak rumah sakit belum menyampaikan laporan terkait biaya pengobatan SAD.
"Belum ada laporan dari pihak rumah sakit baik secara lisan maupun tulisan terkait biaya pengobatan SAD," Pungkasnya.(*)
Dua warga SAD tersebut membutuhkan biaya untuk pengobatan selama di rumah sakit.
Sebab SAD biaya pengobatannya masih di tanggulangi pihak rumah sakit, dan pihak rumah sakit saat ini kesulitan mengklaim biaya pengobatan, sebab SAD ini tidak memiliki kartu BPJS.
"Karena tidak punya BPJS, SAD ini masih kita yang menanggulanginya. Untuk kedepannya kita berharap bisa berkoordinasi dengan pihak terkait," ujar Kabid Pelayanan Medis dan Perawatan, RSUD Tebo, dr P Haloho.
Sementara itu , kepala dinas sosial pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kabupaten Tebo M Isa. MY, menjelaskan jika belum ada anggaran untuk biaya pengobatan dari Dinas sosial.
" Kalau untuk biaya pengobatan tidak ada dari dinas, kita hanya memberikan rekomendasi," kata M Isa.
Isa juga menyampaikan bahwa untuk mendata SAD ini, menurutnya sangat sulit sebab mereka (SAD) selalu berpindah pindah (Melangun) dari satu tempat ketempat yang lain.
"Permasalahan ini juga pernah kita bahas beberapa waktu lalu, dan kalau untuk membantunya mereka seharusnya punya data," jelasnya.
Diakuinya jika pihak rumah sakit belum menyampaikan laporan terkait biaya pengobatan SAD.
"Belum ada laporan dari pihak rumah sakit baik secara lisan maupun tulisan terkait biaya pengobatan SAD," Pungkasnya.(*)
Editor :Tim Sigapnews