Maestro Biola Banyuwangi Timbul Wafat di Usia 87 Tahun

Maestro Biola Gandrung Banyuwangi Timbul Meningal Dunia
Banyuwangi - Kabar duka menyelimuti dunia seni Banyuwangi. Maestro biola gandrung Banyuwangi, Timbul, tutup usia pada Sabtu pagi pukul 05.45 WIB di kediamannya di Dusun Gebang, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi.
Timbul, yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam pelestarian musik biola khas Banyuwangi, mengembuskan napas terakhirnya di usia 87 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi kalangan seniman, budayawan, hingga masyarakat yang selama ini menikmati karya-karya musik tradisional Banyuwangi.
“Beliau tutup usia jam 05.45 WIB di rumahnya. Semoga almarhum husnul khotimah dan semua pengabdiannya menjadi amal jariyah yang terus mengalir,” ujar salah satu tokoh seni Banyuwangi yang enggan disebutkan namanya.
Semasa hidupnya, Bapak Timbul dikenal tidak hanya sebagai pemain biola ulung dalam pertunjukan gandrung, tetapi juga sebagai mentor bagi generasi muda yang ingin mendalami musik tradisional daerah. Ia telah puluhan tahun mempersembahkan dedikasinya untuk melestarikan budaya lokal Banyuwangi, khususnya alat musik biola yang menjadi jiwa dalam tarian gandrung.
“Beliau adalah legenda hidup yang mengajarkan kami bukan hanya cara memainkan biola, tetapi juga makna mencintai budaya sendiri,” ungkap Rudi, salah satu murid almarhum yang kini menjadi pengisi tetap di sejumlah sanggar seni Banyuwangi.
Rencana pemakaman akan dilaksanakan di tempat pemakaman keluarga di Benelan Kidul pada Sabtu sore. Para tokoh budaya, seniman, hingga pejabat daerah dijadwalkan hadir memberikan penghormatan terakhir kepada sang maestro.
Wafatnya Bapak Timbul menjadi kehilangan besar bagi dunia seni tradisi Indonesia, khususnya di Banyuwangi. Karya dan semangatnya akan terus hidup dalam setiap dentingan biola gandrung yang dimainkan oleh generasi penerusnya.
Editor :Tim Sigapnews