Menelusuri ‘Kekaisaran Minangcabo’ Sebuah Peradaban yang Hilang
SIGAPNEWS.CO.ID | BUDAYA - Sebagai sebuah upaya menelusuri identitas dan sejarah kebangsaan Indonesia, Yayasan Radjo Radjo Aur duri telah mengkonfirmasi, melalui seorang arkeolog Indonesia, saudara Alfa Noranda yang secara aktif melakukan perburuan pada bukti bukti arkeologi dan literatur sejak 20 tahun terakhir tentang keberadaan “Kekaisaran Minangcabo” Sebuah kekaisaran yang hadir pada abad 1560 Masehi sampai dengan 1680.
Apa yang selama ini menjadi pertanyaan banyak pihak dan peneliti tentang kebenaran akan sebuah kekaisaran besar yang ternama dari ufuk barat sampai ufuk timur, yang meninggalkan bukti bukti kehadirannya melalui gelar nama yang secara turun temurun dipakai penyandang gelar dan keturunannya.
Lebih dari 20 tahun perburuan membuahkan hasil yang memvalidasi keberadaan kekaisaran Minangcabo, dengan adanya manuskrip yang disebut dengan Naskah Tambo, Oendang Oendang, Adat, dan Limbago, serta Silsilah yang di koleksi oleh Philippus Samuel van Ronkel (1870-1924) seorang kurator naskah pada organisasi yang disebut Bataviaasch Genootschap (Museum Nasional dahulu) dengan kode naskah Or.12.82 disalin ulang oleh Sultan Abdul Majid Gagar Alam pada tahun 1856 Masehi.
Sebuah dokumen ketatanegaraan yang ditulis dan diterbitkan oleh kekaisaran Minangcabo sebagai bentuk tata kelola daerah yang berada dalam payung kekuasaan mereka. Sebagai bagian dari bukti lain yang semakin terang benderang tentang keberadaan kekaisaran Minangcabo adalah ditemukannya silsilah keluarga pewaris Kekaisaran Minangcabo dan lokasi yang menjadi epicentrum aktivitas budaya mereka yang terletak di kawasan Aur Duri, Kota Padang yang dikenal dengan sebutan Gurun di masa lalu sekarang bagian dari Kota Padang.
Read more info "Menelusuri ‘Kekaisaran Minangcabo’ Sebuah Peradaban yang Hilang" on the next page :
Editor :Tim Sigapnews
Source : Yayasan Radjo Radjo Aur duri